Rizal
adalah siswa kelas 6 SD. Dia anak ketiga dari empat bersaudara. Sejak kecil
rizal termasuk anak yang nakal yang selalu ingin menang sendiri. Apapun yang
rizal inginkan selalu dipenuhi orang tuanya karena rizal selalu memaksa setiap
sesuatu yang menjadi kehendaknya.
Di
sekolah rizal termasuk anak yang bandel. Bu guru sering mengeluh dengan
perilakunya. Setiap hari selalu ada masalah yang di buat, seperti halnya
bertengkar, memcahkan vas bunga, mengerjain teman dan lain sebagainya. Ketika
mengikuti pelajaran rizal juga tidak begitu antusias, bahkan setiap mata
pelajaran nilainya selalu di bawah rata-rata dan itu menjadi catatan khusus
bagi wali kelasnya.
Setiap
ada Pekerjaan Rumah (PR) rizal tidak pernah mengerjakan, ketika diingatkan
orang tua, dia sering membantah. Hal itu membuat rizal sering mendapat hukuman
dari guru-guru, khususnya wali kelasnya. Semester satu setiap guru telah
berusaha agar disemester dua rizal bisa mengikuti Ujian Nasional dan lulus dengan
nilai yang memuaskan.
Melihat
minat belajar rizal yang kurang, wali kelas membuat surat panggilan orang tua
untuk diserahkan pada orang tua rizal. Bu guru meminta agar kedua orang tuanya
mengawasi rizal lebih ketat karena semester 2 sudah dekat. Akhirnya bu guru
menyuruh orang tua rizal untuk memasukkan rizal ke Lembaga Bimbingan Belajar
Privat yang dilaksanakan setelah selesai sekolah agar pelajaran yang dipelajari
dapat lebih dipahami. Di samping itu wali kelas rizal juga menyuruh kedua orang
tuanya untuk memberi hukuman yang bersifat mendidik disetiap perilaku atau tingkah
lakunya yang kurang baik.
Dengan
berjalannya waktu, hubungan erat antara wali kelas dan orang tua rizal dalam
mengawasi dirinya, menghasilkan perubahan yang bagus. Beberapa bulan kemudian
rizal berubah menjadi siswa yang rajin dan menurut dengan orang tuanya. Hal itu
juga dipengaruhi faktor religi yaitu dengan adanya guru privat ngaji yang
memberikan nasehat-nasehat pada rizal tentang bagaimana dia harus bersikap dan
perkara yang salah.
Penyelesaian:
Dari
studi kasus di penyelsaian yang dapat diterapkan dengan menggunakan teori
belajar Behavioristik menurut Edwin Guthrie, yaitu menggunakan hukuman sebagai
peringatan atau rasa tanggung jawab terhadap apa yang diperbuat dan agar rizal
tidak mengulangi kesalahannya lagi. Hal itu diterapkan wali kelas dan orang tua
rizal secara berulang ulang agar menimbulkan efek jera. Dari situ rizal mulai
terbiasa melakukan perbuatan yang positif dan lambat laun menghidari tingkah
laku yang negatif. Faktor yang sangat menetukan dalam perkembangan anak menjadi
baik yaitu pengawasan kedua orang tua dan guru. Oleh sebab itu, sebaikanya
antara guru dan orang tua saling bekerja sama dalam membentuk karakter anak.
Menurut
Edwin Guthrie, dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin
diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respons bersifat lebih
tetap. Di samping itu respons yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan
menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan
respons tersebut. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman
yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu merubah kebiasaan dan perilaku
seseorang.
Studi
kasus di atas dapat merubah sikap rizal menjadi baik, sekarang rizal telah
masuk SMP favorit di daerahnya dan nilai mata pelajaran yang diperolehnya dapat
dikatakan cukup atau di atas rata-rata.
By: Faizatur Rohmah
0 komentar:
Posting Komentar