Home » » Kelas bukan Satu-satunya tempat Belajar

Kelas bukan Satu-satunya tempat Belajar

Alun-alun Kota Malang merupakan salah satu pusat wisata kota di daerah Malang. Tempat wisata ini terkenal sebagai jantung kota. Kenapa demikian? Karena di wisata ini terdapat bebagai taman penuh dengan kehijauannya yang indah dan sedap dipandang. Dibeberapa sudut terdapat pohon beringin yang menjadikan tempat wisata ini terasa teduh dan rindang. Ditambah lagi dengan adanya rerumputan yang tumbuh disepanjang jalan, membuat pengunjung yang datang tidak bosan. Setiap hari, tempat wisata yang terletak di Kota Malang ini tidak jarang dikunjungi oleh pengunjung. Pengunjung yang datang ke wisata ini cukup beragam, mulai dari orang dewasa, remaja, pelajar dan anak-anak. Mereka datang dari beberapa wilayah yang tidak jauh dari kota Malang, misalnya Probolinggo, Pasuruaan, Pandaan, Blitar, dan lain-lain. Biasanya masyarakat datang untuk jalan-jalan, menghabiskan waktu liburan, refresing, dan belajar. Pada hari sabtu dan minggu alun-alun Kota Malang menjadi puncak keramaian karena banyak pengunjung yang datang kewisata ini. Alun-alun Malang selain digunakan sebagai tempat wisata, tidak jarang digunakan sebagai tempat berdiskusi, mengerjakan tugas, pengamatan atau penelitian dan belajar kelompok. Sering dijumpai para pelajar atau mahasiswa yang berdiskusi di taman-taman dengan membentuk lingkaran, selain itu ada yang mengerjakan tugas mengambil posisi duduk di bawah pohon. Ada juga yang melakukan pengamatan, misalnya tentang “Kesadarn Masyarakat akan Kebersihan Alun-alun” atau penelitian, misalnya “Sejarah Sumur Resapan”. Suasana rindang, sejuk, dan nyaman dapat digunakan sebagai salah satu alternatif sebagai pendukung proses pengenalan pendidikan di alun-alun . Hal itu dapat digunakan sebagai salah satu solusi membuat suasana baru dalam belajar, dengan begitu para peserta didik tidak merasa bosan karena selain menambah suasana santai dalam belajar, dapat menambah inspirasi bagi peserta didik. Di samping itu Alun-alun Malang memiliki fasilitas yang mendukung proses pembelajaran, misalnya Hot-Spot yang dapat membantu para pelajar mencari materi pelajaran serta refrensi yang dibutuhkan. Fasilitas Hot-Spot dapat membantu belajar peserta didik, selain Hot-Spot juga terdapat fasilitas bermain untuk anak-anak, misalnya bandulan, air mancur, dan lain-lain. Sebenarnya banyak sekali yang dapat masyarakat manfaatkan dari adanya alun-alun. Oleh sebab itu masyarakat tidak perlu mencari tempat wisata yang mahal karena dengan adanya alun-alun masyarakat sudah dapat berekreasi sambil belajar. Wisata di alun-alun juga terdapat penampilan kesenian, Misalnya seperti kesenian “topeng monyet” yang menghibur pengunjung khusunya anak-anak yang masih berusia belia. Kesenian “topeng monyet” yang sekarang ini hampir punah sebenarnya dapat memberi pengetahuan pada anak-anak bahwa seekor monyet itu mampu menirukan gaya manusia yang sedang bekerja sesuai dengan profesinya. Misalnya seekor monyet yang menirukan gaya petani ketika membajak sawah, seekor monyet yang menirukan gaya orang berjualan memikul keranjang, seekor monyet yang menirukan gaya tukang becak, dan lain-lain Alun-alun selain dapat masyarakat kunjungi setiap hari juga dapat menghilangkan penat, walaupun itu hanya sekedar bejalan-jalan. Dengan biayanya yang gratis, tidak menutup kemungkinan masyarakat juga membutuhkan uang saku untuk menuju kesini karena terdapat berbagai jajanan yang dijual, misalnya cilok, jagung bakar, gorengan, dan lain-lain. Selain itu terdapat banyak penjual dengan berbagai jenis jualan. Misalnya penjual bakso, kaca mata, dan lain-lain. Para penjual yang menawarkan dagangannya juga dapat memberikan pendidikan kepada pengunjung yang datang ke wisata ini. Misalnya masyarakat dapat menanyakan bagaimana pendidikan yang ditempuh para penjual sebelum mereka menjadi penjual, atau menanyakan apakah cita-cita mereka dulu? dan mereka menjadi penjual itu dari kehendak dirinya atau terpaksa? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu dapat memotivasi para pengunjung bahwa kehidupan butuh perjuangan, dan tanpa adanya pendidikan kita tidak dapat memperoleh apa yang kita ingnkan kecuali itu kehendak tuhan. Banyak pengetahuan yang dapat kita peroleh ketika berkunjung ke Alun-alun, selain dapat menemui hal baru yang dapat menambah pengetahuan masyarakat. Masyarakat juga dapat menambah kenalan, dengan begitu masyarakat dapat memperoleh koneksi untuk relasi. Tapi kadangkala hal seperti itu sukar dilakukan, jarang sekali masyarakat memanfaatkan relasi. Alun-alun yang menjadi sarana pendidikan disamping untuk berwisata juga tidak terlepas dari dukungan pemerintah dan pengelola alun-alun. Pengelola yang sudah membuat alun-alun sedemikian dapat dibuat lebih menarik lagi, misalnya membangun patung-patung di sudut jalan, memberi nama tanaman yang tumbuh di alun-alun dengan menggunakan istilahnya, mengembangkan pertunjukan-pertunjukan yang dapat meningkatkan potensi peserta didik dalam belajar, dan lain-lain. Ditambah suasana yang asri dan rindang pastinya banyak peserta didik yang antusias dalam belajar. Belajar sebenarnya tak sesulit yang masyarakat pikirkan. Walaupun di alun-alun masyarakat juga dapat memperoleh pengetahuan. Istilahnya masyarakat dapat menggunakan alun-alun sebagai wahana untuk belajar sambil bermain, dengan begitu masyarakat tidak merasa bosan. Jika kita menilik lebih jauh pada pelajar. Sering kali kita menjumpai banyak pelajar yang kurang antusias dalam belajar dan senang bermalas-malasan. Apakah yang membuat mereka demikian? Tentunya kita sudah tahu alasannya, alasan yang logis yaitu mereka merasa bosan belajar dengan susasan kelas yang selalu sama setiap hari. Tidak ada suasana baru yang tercipta dalam kelas. Dalam hal ini saya terinspirasi untuk membuat sebuah puisi yang berjudul Rindang & asri itu nyaman. Kutengok kesana kemari Tak kutemukan tempat yang kunanti Tempat yang rindang serta asri Penuh bunga dan taman yang menemani Tahukah dimana itu? Akupun bertanya-tanya Tanpa ada jawaban yang pasti Dan akhirnya kutemukan Tempat belajar yang lama kunanti Penuh dengan kehijauannya Membuat suasana belajarku Nyaman, senang, dan tenang Puisi di atas menggambarkan bagaimana senangnya belajar dengan suasana yang asri dan rindang. Banyak hal yang dapat membuat peserta didik termotivasi untuk belajar, salah satunya dengan mencari tempat santai yang rindang dan sejuk. Dengan mencari tempat belajar yang seperti itu dapat memaksimalkan belajar para peserta didik. Belajar dengan santai bukan berarti tidak serius. Dengan gaya belajar yang santai tapi serius pemahaman peserta didik akan lebih mendalam tentang pelajaran yang dipelajarinya dan tentunya ingatan yang diperoleh cukup lama terhapus. Orang yang tidak berani belajar secara santai biasanya menggunakan kerja otak yang keras dan itu dapat berakibat cepat lelah dan bosan, berbeda dengan belajar secara santai tapi serius. Gak percaya coba buktikan sendiri. By: Faizatur Rohmah
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Faizatur Rohmah - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger