Home » » Di btahun baru hijriah harus lebih baik dari kemarin

Di btahun baru hijriah harus lebih baik dari kemarin

Tahun Baru Hijriah = Tahun Berubah Lebih Baik Lagidata
Sahabat, bersyukurlah kita masih diberi kesempatan melanjutkan hidup, dapat memasuki Tahun Baru Hijriah, 1 Muharram 1431 H (18 Desember 2009) dan Tahun Baru Masehi, 1 Januari 2010. Itu sebabnya, tiap saat kita wajib bersyukur mengucapkan “Alhamdulillãh”. Tahun Masehi adalah tahun kelahiran Nabi Isa al-Masih dengan perhitungan perputaran bumi-matahari. Sedangkan Tahun Hijriah adalah tahun hijrahnya Nabi saw ke Madinah, ditetapkan oleh Khalifah Umar bin Khaththab sebagai awal kalender Islam berdasarkan perputaran bulan-bumi. Tahun hijrahnya Rasulullãh membawa agama Islam dari Makkah ke Madinah, sampai ke seluruh dunia sekarang, itu berarti sudah 1431 tahun.

Pergantian tahun itu merupakan bagian dari kekuasaan Allãh SWT. “Sesungguhnya dalam penyiptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allãh bagi orang-orang yang berakal.” (QS Ali Imran [3]: 191). Artinya, atas Rahmat dan Karunia-Nya-lah, dunia belum kiamat, masih ada pergantian siang, malam, jam, hari, pekan, bulan, tahun, serta segalanya masih berjalan seperti seharusnya. Kita masih dapat bernapas, berkedip, berjalan, makan-minum, dan seterusnya, sungguh tidak terhingga nikmatnya. Betul? Sebab, kalau kita sudah mati semua yang di dunia itu tak ada gunanya.

Pertanyaannya, sudahkah kita bersyukur kepada Allãh sebagai ibadah hamba kepada Khaliknya? Camkan Firman-Nya, “Demi matahari dan sinarnya di pagi hari. Demi bulan apabila dia mengiringi. Demi siang apabila dia menampakkan diri. Demi malam apabila dia menutupi. Demi langit serta binaannya. Demi bumi serta penghamparannya. Demi jiwa dengan segala penyempurnaan ciptaan-Nya. Allãh mengilhami sukma, keburukan dan kebaikan. Beruntunglah siapa yang membersihkannya, rugilah siapa yang mengotorinya,” (QS as-Syams [91]: 1-10). Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai membersihkan jiwa-raga-sukmanya. Amin.

Hijrah = Berubah Lebih Baik Lagi
Dalam Sejarah Islam, peristiwa hijrahnya Rasulullãh Muhammad saw. bersama Abu Bakar ash-Shidiq r.a. dari Makkah ke Madinah merupakan tonggak baru sejarah Islam. Peristiwa tersebut oleh Khalifah Umar bin Khaththab r.a. ditandai sebagai awal Kalender Islam berdasarkan perhitungan bulan mengelilingi bumi.

Dalam makna ini, hijrah dibedakan menjadi Hijrah Makaniah dan Hijrah Maknawiah. Hijrah makaniah berarti berpindah secara fisik meninggalkan satu wilayah ke wilayah lain yang lebih baik. Kebanyakan ayat tentang hijrah bermakna makaniah.“Dan siapa yang berhijrah di jalan Allãh, niscaya ia akan dapati di muka bumi ini tempat berhijrah yang banyak dan rezeki yang makmur,” (QS an-Nisã’ [4]:100). “Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allãh, kemudian mereka terbunuh atau mati, sudah tentu Allah akan mengaruniakan kepada mereka limpah kurnia yang baik,” (QS al-Hajj [22]: 58).

Sedangkan hijrah secara maknawiah ditegaskan dalam Firman-Nya, “Dan berkatalah Ibrahim, ‘Sesungguhnya aku senantiasa berhijrah kepada Tuhanku; sesungguhnya Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana’,” (QS al-Ankabût [29]: 26). “Dan perbuatan dosa tinggalkanlah,” (QS al-Muddatstsir [74]: 5).

Beberapa bentuk hijrah maknawiah adalah meninggalkan kekufuran menuju keimanan. Meninggalkan syirik menuju tauhid (mengesakan Allãh). Meninggalkan kufur nikmat menjadi pandai bersyukur, dari kehidupan jahiliah ke kehidupan Islami, dari sifat-sifat munafik, plin-plan, jadi istiqamah, amanah. Hijrah juga berarti berpegang kuat kepada nilai kebenaran dan keadilan. Meninggalkan perbuatan, makanan, pakaian haram menjadi hidup halalan thayyiban. Meninggalkan maksiat dengan tobat, kemalasan jadi rajin dan produktif.

Intinya, hijrah Rasulullãh adalah perubahan dari yang (kurang) baik menjadi lebih baik lagi, semata-mata karena setiap kebaikan datangnya pasti dari Allãh untuk meraih rida Allãh. Rasulullãh bersabda, “Barangsiapa yang berhijrah untuk Allãh dan Rasul-Nya maka hijrahnya untuk Allãh dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang berhijrah untuk dunia dan untuk menikahi wanita maka hijrahnya itu untuk apa yang diniatkannya,” (HR Bukhari)

Untuk itu, Sahabat, mari kita maknai Tahun Baru Hijriah kali ini dengan perubahan sikap dan perbuatan kita ke arah dan tujuan hidup yang lebih jelas, terencana, istikamah, fokus, dan selalu berpegang kepada al-Quran dan sunah Rasulullãh. Jangan lupa, selalu waspada atas godaan dan rintangan yang menghadang jalan kita.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Faizatur Rohmah - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger