Pendidikan berwawasan Global

Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan, yaitu dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis. Oleh karena itu, pendidikan harus dirancang sedemikian rupa agar memungkinkan para anak didik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasasn, kebersamaan dan tanggung jawab. Selain itu, pendidikan harus dapat menghasilkan lulusan yang bisa memahami, masyarakatnya dengan segala faktor yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun penghalang yang menyebabkan kegagalan di dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu mengembangkan pendidikan yang berwawasan global.

Premis untuk memulai pendidikan berwawasan global adalah informasi dan pengetahuan tentang bagian dunia yang lain harus mengembangkan kesadaran kita bahwa kita akan dapat memahami lebih baik keadaan diri kita sendiri apabila kita dapat memahami hubungan terhadap masyarakat lain, dan isu-isu global sebagaimana dikemukakan oleh seorang psikolog bernama Csikszentmihalyi yang dalam bukunya berjudul the Evolving Self : Apsychology for the Third Milllenium, 1993. Beliau menyatakan bahwa perkembangan pribadi yang seimbang dan sehat memerlukan "an understanding of the complexities of an increasingly complex and interdependent word".

A. Perfektif Reformasi

Pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk mempersdiapkan anak didik dengan kemampuan dasar intelektual dan tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan antar bangsa yang sangat tinggi. Pendidikan harus mengkhaitkan proses pendidikan yang berlangsung di sekolah dengan nilai-nilai yang selalu berubah di masyarakat global. Dengan demikian, sekolah harus memiliki orientasi nilai, di mana masyarakat tersebut harus selalu dikaji dalam kaitannya dengan masyarakat dunia.

Implikasi dari pendidikan berwawasan global menurut perfektif reformasi tidak hanya bersifat perombakan kurikulum, tetapi juga merombak sistem, struktur dan proses pendidikan. Pendidikan dengan kebijakan dasar sebagai kebijakan sosial tidak lagi cocok bagi pendidikan berwawasan global. Pendidikan berwawasan global harus merupakan kombinasi antara kebijakan yang mendasarkan pada mekanisme pasar. Maka dari itu, sistem dan struktur pendidikan harus bersifat terbuka, sebagaimana layaknya kegiatan yang memiliki fungsi ekonomis.

Kebijakan pendidikan yang berada di antara kebijakan sosial dan mekanisme pasar, memiliki arti bahwa pendidikan tidak semata-mata di tata dan diatur dengan menggunakan perangkat aturan sebagaimana yang berlaku sekarang ini, serba seragam, rinci dan instruktif. Tetapi pendidikan juga di atur layaknya suatu Mall, adanya kebebasan pemilik toko untuk menentukan barang apa yang akan dijual, bagaimana akan dijual dan dengan harga berapa barang akan dijual. Pemerintah tidak perlu mengatur segala sesuatu dengan rinci.

Selain itu, pendidikan berwawasan global bersifat sistematik organik, dengan ciri-ciri fleksibel-adaptif dan kreatif demokratis. Bersifat sistemik-organik artinya bahwa sekolah merupakan sekumpulan proses yang bersifat interaktif yang tidak bisa dilihat sebagai-hitam putih, tetapi setiap interaksi harus dilihat sebagai satu bagian dari keseluruhan interaksi yang ada.

Fleksibel-adaptif, artinya bahwa pendidikan lebih ditekankan sebagai suatu proses learning daripada teaching. Anak didik dirangsang untuk memiliki motivasi untuk mempelajari sesuatu yang harus dipelajari dan continues learning. Tetapi, anak didik tidak akan dipaksa untuk dipelajari. Sedangkan materi yang dipelajari bersifat integrated, materi satu dengan yang lain dikaitkan secara padu dan dalam open-sistem environment. Pada pendidikan tersebut karakteristik individu mendapat tempat yang layak.

Kreatif demokratis, berarti pendidikan senantiasa menekankan pada suatu sikap mental untuk senantiasa menghadirkan suatu yang baru dan orisinil. Secara paedagogis, kreativitas dan demokrasi merupakan dua sisi dari mata uang. Tanpa demokrasi tidak akan ada proses kreatif, sebaliknya tanpa proses kreatif demokrasi tidak akan memiliki makna.

Untuk memasuki era globalisasi pendidikan harus bergeser kearah pendidikan yang berwawasan global. Dari perspektif kurikuler pendidikan berwawasan global berarti menyajikan kurikulum yang bersifat interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner. Berdasarkan perspektif reformasi, pendidikan berwawasan global berarti menuntut kebijakan pendidikan tidak semata-mata sebagai kebijakan sosial, melainkan suatu kebijakan yang berada di antara kebijakan sosial dan kebijakan yang mendasarkan pada mekanisme pasar. Maka dari itu, pendidikan harus memiliki kebebasan dan bersifat demokratis, fleksibel dan adaptif.

B. Perspektif Kurikuler

Pendidikan berwawasan global dapat dikaji berdasarkan pada dua perspektif yaitu perspektif reformasi dan perspektif kurikuler. Berdasarkan persperktif kurikuler, pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga terdidik kelas menengah dan professional dengan meningkatkan kemampuan individu dalam memahami masyarakatnya dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat dunia, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Mempelajari budaya, sosial, politik dan ekonomi bangsa lain dengan titik berat memahami adanya saling ketergantungan

  2. Mempelajari barbagai cabang ilmu pengetahuan untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan setempat,dan

  3. Mengembangkan berbagai kemungkinan berbagai kemampuan dan keterampilan untuk bekerjasama guna mewujudkan kehidupan masyarakat dunia yang lebih baik.

Oleh karena itu, pendidikan berwawasan global akan menekankan pada pembahasan materi yang meliputi:

  • Adanya saling ketergantungan di antara masyarakat dunia

  • Adanya perubahan yang akan terus berlangsung dari waktu ke waktu

  • Adanya perbedaan kultur di antara masyarakat atau kelompok-kelompok dalam masyarakat

  • Adanya kenyataan bahwa kehidupan dunia itu memiliki berbagai keterbatasan antara lain dalam wujud ketersediaan barang-barang kebutuhan yang jarang

  • Untuk dapat memenuhi kebutuhan yang jarang tersebut tidak mustahil dapat menimbulkan konflik-konflik.

Maka dari itu, perlu adanya upaya untuk saling memahami budaya yang lain. Berdasarkan perspektif kurikuler ini, pengembangan pendidikan berwawasan global memiliki implikasi kearah perombakan kurikulum pendidikan. Mata pelajaran dan mata kuliah yang dikembangkan tidak lagi bersifat monolitik melainkan lebih banyak yang bersifat integratif. Dalam arti mata kuliah lebih ditekankan pada kajian yang bersifat multidisipliner, interdisipliner dan transdisipliner.

GLOBALISASI PENDIDIKAN DAN KETIDAKSIAPAN SEKOLAH

Globalisasi bukan gejala alami tetapi terjadi karena tindakan manusia. Artinya, Ia merupakan hasil perkawinan antara kinerja kekuatan teknologi pada satu sisi dan kekuatan ekonomi pada sisi lain dalam setting hubungan internasional yang begitu menggema selama 25-30 tahun belakangan ini. Seperti banyak gejala lain, globalisasi ditandai oleh ambivalensi - yaitu tampak sebagai “berkah” di satu sisi tetapi sekaligus menjadi “kutukan” di sisi lain. Tampak sebagai “kegembiraan” pada satu pihak tetapi sekaligus menjadi “kepedihan” di pihak lainnya. Ciri ambivalensi seperti ini dalam globalisasi adalah persoalan sentral yang maha penting. Di situ terletak locus problematicus yang menyimpan tantangan besar bagi pendidikan sekolah. Beberapa contoh watak ambivalensi globalisasi dalam pendidikan sekolah adalah;

1). Globalisasi menghadirkan pesona “kecepatan” yang akan berlawanan dengan masalah “kedangkalan pemahaman pengetahuan pada anak didik”;

2).Globalisasi “menguntungkan bagi yang berpikir dan bertindak cepat” dan “celaka bagi orang yang berpikir dan bertindak lambat;

3). Globalisasi akan “memudahkan membuat hubungan dan mengatasi jarak wilayah (lokalitas) ” tetapi “adanya ketidakpekaan pada akar dan ciri-ciri budaya lokal”; dan

4). Globalisasi akan “memunculkan potensi menyelesaikan masalah secara cepat pada skala global” tetapi “menjadi beban keluasan lingkup pada skala penyebab masalah”.

Dilema-dilema seperti itu akan tetap menjadi ciri globalisasi kapan pun. Tugas para guru yang bergerak di lembaga pendidikan sekolah bukan meniadakan dilema, melainkan menyiapkan diri dan anak didik untuk hidup dalam tegangan-tegangan itu.

Secara popular, globalisasi berarti menyebarnya segala sesuatu secara sangat cepat ke seluruh dunia. Globalisasi juga berarti bahwa kerusuhan yang terjadi di suatu tempat tidak dapat disembunyikan karena secara serta-merta diketahui oleh seluruh dunia. Globalisasi juga berarti bahwa “rap musik” yang mula-mula hanya disukai oleh anak-anak muda berkulit hitam di bagian kumuh dari kota-kota besar di Amerika Serikat, dengan sangat cepat menjadi kesukaan anak-anak muda di Jakarta dan di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Dengan kata lain, globalisasi dipahami sebagai melokalnya hal-hal yang datang dari luar. Pandangan bahwa makan di McDonald atau di Kentucky Fried Chicken (KFC) lebih enak dan bergengsi dari pada makan di restoran padang atau di Warteg merupakan bukti dari proses lokalisasi dari kebiasaan yang datang dari Amerika Serikat ini. Sekarang sudah kelihatan pula kecenderungan untuk nonton bioskop sambil makan popcorn dan minum Coca-Cola. Ini juga suatu contoh dari proses lokalisasi terhadap kebiasaan-kebiasaan yang datang dari budaya luar tadi.

Dalam mengahadapi kenyataan seperti ini, kita menghadapi dua pilihan antara “membiarkan diri terseret oleh proses globalisasi” atau “kita memanfaatkan proses globalisasi untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalitas pribadi”. Saya kira, kita semua memilih yang terakhir ini. Jika demikian halnya maka kita harus memasuki the world systems dengan sadar dan iklas. Di samping itu, kita harus pula mendefinisikan dengan jelas, jenis modernitas seperti apa yang akan kita pergunakan sebagai rancangan dasar untuk menjalani modernisasi proses pendidikan. Saya kira, kedua hal ini belum kita pikirkan secara baik di komunitas pendidikan di tanah air hingga saat ini.

* * *

Dalam membedah mutu pendidikan di tanah air hingga hari ini, terlihat ada tiga faktor penyebab terjadinya degradasi mutu pendidikan kita selama ini, antara lain;

Pertama, strategi pembangunan pendidikan kita selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian lebih bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku-buku (materi belajar) dan kurikulum, penyediaan sarana pendidikan, serta pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan di sekolah manapun di Indonesia ini, akan dapat menghasilkan output (keluaran) yang bermutu sebagaimana yang diharapkan. Ternyata strategi input-output yang diperkenalkan melalui teori Education Production Function sebagaimana diperkenalkan Hanushek tidak berfungsi efektif di lembaga pendidikan sekolah di daerah manapun di Indonesia. Strategi itu ternyata hanya cocok dipraktikkan pada sektor ekonomi dan industri semata.

Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro oriented, yaitu diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya, banyak faktor yang diproyeksikan di tingkat makro tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro (sekolah). Bahkan, tidak jarang apa yang diproyeksikan di tingkat pusat cenderung menyimpang dari realitas sesungguhnya di sekolah-sekolah. Dengan kata lain, kompleksitas cakupan permasalahan pendidikan di banyak sekolah seperti; kondisi lingkungan sekolah, bervariasinya kebutuhan siswa dalam belajar, bervariasinya kemampuan guru, serta berbedanya aspirasi masyarakat terhadap pendidikan, seringkali tidak terpikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi yang melahirkan kebijakan di tingkat makro (pusat).

Ketiga, pada tingkat sekolah sendiri persoalan yang kerap terjadi adalah lemahnya kemampuan kepala sekolah dalam membaca arus global. Tidak dapat dipungkiri, masih banyak sekali kepala sekolah di negeri ini yang tidak menguasai pengetahuan standar sebagai kepala sekolah seperti; kemampuan manajerial, penguasaan teknik kepemimpinan, menguasai teknologi informasi (komputer, internet), dan sebagainya. Kondisi ini masih terus terjadi lantaran di banyak sekolah, jabatan kepala sekolah tidak jarang dipilih melalui “sistem tunjuk” yang hanya didasarkan pada analisa faktor loyalitas, senioritas, ketokohan, dan kedekatan hubungan, dan mengesampingkan analisa kompetensi pribadi dan kemauan bersaing. Hasil yang kita saksikan adalah kerja kesehariana kepala sekolah cenderung konvensional - yaitu mengedepankan budaya kerja Asal Bapak Senang (ABS), menurut petunjuk, dan sebagainya. Kondisi yang sama kemudian ditiru para guru dari hari ke hari yang kemudian menghasilkan budaya kerja yang jauh panggang dari kompetensi dan professional. Akibat yang kita saksikan dari budaya kerja demikian adalah mutu pendidikan kita secara nasionala terus melorot dari waktu ke waktu dan anak didik kita tidak mampu bersaing secara terbuka di era yang serba kompetitif saat ini.

* * *

Tiga hal di atas memberikan pemahaman kepada kita bahwa pembangunan pendidikan bukan hanya terfokus pada penyediaan faktor input pendidikan semata yang harus digarap di tingkat pusat tetapi juga harus terus memperhatikan faktor proses pendidikan itu sendiri di sekolah-sekolah. Input, merupakan hal mutlak harus ada dalam batas-batas tertentu tetapi tidak menjadi jaminan secara otomatis dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Mengingat sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal terdepan dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan layanan pendidikan beragam dan kondisi lingkungan yang berbeda satu dengan lainnya, maka sekolah harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan kualitas/mutu pendidikan. Hal ini hanya dapat dilaksanakan jika kepala sekolah di tingkat unit terkecil, memiliki sejumlah kompetensi dasar untuk bisa mengelola sekolah secara baik.

Dari definisi globalisasi dan sejumlah persoalan yang menghiasi komunitas pendidikan seperti diuraikan di atas, pertanyaan yang muncul kemudian adalah konsep pendidikan seperti apa yang harus kita kembangkan agar siswa lulusan sekolah kita bisa memasuki the world systems? Masih ada hubungannya dengan pertanyaan ini, bisakah tatanan hidup masyarakat kita diubah oleh sekolah sebagai institusi pembentuk nalar dan budi manusia Indonesia? Pertanyaan bernuansa pesimis inilah yang santer dikemukakan segelintir orang saat ini di tengah tidak siapnya banyak aktor pada komunitas sekolah menyeberangi arus globalisasi yang sarat tantangan dan mengandalkan kompetensi dan profesionalitas personal. Lanjutan dari pertanyaan di atas adalah, apakah perubahan kurikulum, sertifikasi tenaga guru, pengesahan undang-undang Guru dan Dosen dan perubahan-perubahan lainnya bisa mengatasi akar masalah pendidikan? Jawabannya tentu saja tidak. Sebab semua perubahan yang ada bersifat semu, sesaat, sentralistis, penuh muatan politis, dan sarat korupsi dan kepentingan.

Energi dan Kelestarian Lingkungan Hidup PDF Print E-mail

ImageTidak bisa disanggah lagi kalau di era kini, segala aktivitas yang dilakukan masyarakat modern sangat ketergantungan kepada ketersediaan energi. Hampir di semua sector kegiatan, energi menjadi kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu, kemajuan suatu negara akan sangat terkait dengan kecukupan ketersediaan energi di negara tersebut.
Sebut saja negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, dan negara-negara Eropa lainnya, bahkan Korea . Ketersediaan energi di negara-negara tersebut sangat memadai untuk melakukan kegiatan di berbagai bidang yang bisa diandalkan untuk pembangunan bangsa dan negaranya. Namun dalam pengadaan energi tentu saja harus memperhatikan factor kelestarian lingkungan hidup. Karena lingkungan tempat mahluk hidup ini bernaung tidak kalah pentingnya dari kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya. Merusak lingkungan hidup, sama saja dengan mencelakakan diri sendiri. Lingkungan hidup suatu negara akan sangat berkaitan dengan negara lain, karena kita tinggal di bumi yang sama. Sebab itu pula setiap negara sangat berkewajiban untuk sungguh-sungguh memperhatikan dan mencegah hal-hal yang bisa menjadi penyebab kerusakan lingkungan hidup.
Dampak kerusakan lingkungan hidup seperti pemanasan global, saat kini sudah mulai dirasakan di berbagai belahan bumi ini. Seperti terjadinya peningkatan suhu udara, permukaan air laut naik, yang bisa menenggelamkan pulau-pulau kecil, dan daratan di sekitar pantai, terjadinya perubahan iklim, yang kini sudah terjadi di beberapa tempat termasuk di negeri ini. Kesemua itu karena lingkungan tempat manusia dan mahluk hidup lainnya sudah tercemar. Bahkan menurut sumber-sumber yang bisa dipercaya, keganasan topan yang akhir-akhir ini suka melanda salah satu bagian di daratan Amerika, diprediksi oleh para ahli sebagai efek dari pemanasan global. Ancaman lain yang tidak kalah bahayanya bagi kehidupan manusia, adalah terjadinya hujan asam.

Di Indonesia sendiri, memasuki tahun 2006 telah terjadi angin badai di beberapa perairan yang mengakibatkan banjir di daerah sekitar pantai hingga berhari-hari. Akibatnya para nelayan tidak bisa turun ke laut untuk mencari ikan, sehingga mereka mengalami masa-masa paceklik. Belum lagi lebatnya curah hujan mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa daerah. Kejadian-kejadian ini tentu masih punya kaitan dengan pemanasan global akibat kerusakan lingkungan. Kalau penyebab-penyebab kerusakan global ini tidak ditanggulangi untuk ditekan sekecil mungkin, tentu kerusakan lingkungan yang sudah terjadi ini akan semakin parah yang akibatnya juga akan merugikan semua mahluk hidup termasuk kita.

Penyumbang terbesar kerusakan lingkungan hidup secara menyeluruh, adalah polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti batubara, bahan bakar minyak, dan gas alam secara besar-besaran. Dari pembakaran itu berakibat terjadinya emisi rumah kaca sebagai penyebab pemanasan global.

Masalah lingkungan hidup memang bukan persoalan salah satu negara saja, tetapi sudah menjadi tanggung jawab seluruh bangsa dan negara. Oleh karena itulah berbagai upaya dilakukan orang untuk mencegah tambah rusaknya lingkungan hidup. Seperti dengan diselenggarakannya KTT Bumi, Protocol Kiyoto, dlsb. Bahkan beberapa negara yang masih memanfaatkan bahan bakar fosil, berusaha mengurangi efek rumah kaca dengan menggunakan bahan bakar gas alam yang secara ekonomis sangat kompetitif bila dibandingkan dengan penggunaan minyak bumi atau batubara. Hanya sebenarnya gas alam juga tetap menimbulkan CO2, tetapi lebih sedikit bila dibandingkan dengan penggunaan minyak bumi dan batubara. Di samping itu pun gas alam juga menimbulkan methan selama proses penyediaannya, yang kesemua itu dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Meski akhir-akhir ini muncul teori lain tentang efek rumah kaca, seperti menurut periset Amerika mengatakan bahwa variable aktivitas Mataharilah yang bepengaruh pada naik turunya suhub global. Namun mengurangi pembakaran bahan bakar fosil bagi pemenuhan kebutuhan energi tentu mempunyai manfaat yang besar, paling tidak sebagai langkah penghematan cadangan sumber daya alam yang ada untuk dipergunakan oleh anak cucu kita nanti.

Pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batubara secara besar-besaran, dilakukan orang untuk keperluan pembangkit tenaga listrik, industrialisasi, dan transportasi. Khusus untuk bahan bakar pembangkit tenaga listrik, sebenarnya penggunaan bahan bakar fosil sudah bisa ditekan sekecil mungkin, karena ada teknologi modern yang menggunakan bahan bakar lain non fosil yang lebih irit produktif, aman dan tidak menimbulkan polusi. Disamping itu pun bahan bakar fosil seperti bahan bakar minyak harganya cenderung terus meningkat, persediaannya juga sangat terbatas. Orang tidak mungkin harus ketergantungan terus menerus kepada bahan bakar minyak, karena suatu saat cadangannya akan habis. Oleh karena itu bagi Indonesia kini saatnya kita memanfaatkan bahan bakar non fosil untuk berbagai keperluan seperti untuk pembangkit listrik. Dengan demikian selain turut melakukan upaya pelestarian lingkungan hidup secara global, juga sebagai langkah penghematan cadangan sumber daya alam yang sudah semakin menipis di negeri ini.

Mencapai Potensi Hidup Yang Maksimal

Mencapai Potensi Hidup Yang Maksimal
Setiap orang mendambakan masa depan yang lebih baik ; kesuksesan dalam karir, rumah tangga dan hubungan sosial, namun seringkali kita terbentur oleh berbagai kendala. Dan kendala terbesar justru ada pada diri kita sendiri.Melalui karyanya, Joel Osteen menantang kita untuk keluar dari pola pikir yang sempit dan mulai berpikir dengan paradigma yang baru.Ada 7 langkah agar kita mencapai potensi hidup yang maksimal :* Langkah pertama adalah perluas wawasan. Anda harus memandang kehidupan ini dengan mata iman, pandanglah dirimu sedang melesat ke level yang lebih tinggi.Anda harus memiliki gambaran mental yang jelas tentang apa yang akan Anda raih.Gambaran ini harus menjadi bagian dari dirimu, didalam benakmu, dalam percakapanmu,meresap ke pikiran alam bawah sadarmu, dalam perbuatanmu dan dalam setiap aspek kehidupanmu.* Langkah ke dua adalah mengembangkan gambar diri yang sehat. Itu artinya Anda harusmelandasi gambar dirimu diatas apa yang Tuhan katakan tentang Anda. Keberhasilanmu meraih tujuan sangat tergantung pada bagaimana Anda memandang dirimu sendiri dan apa yang Anda rasakan tentang dirimu. Sebab hal itu akan menentukantingkat kepercayaan diri Anda dalam bertindak. Fakta menyatakan bahwa Anda tidak akanpernah melesat lebih tinggi dari apa yang Anda bayangkan mengenai dirimu sendiri* Langkah ke tiga adalah temukan kekuatan dibalik pikiran dan perkataanmu. Target utama serangan musuh adalah pikiranmu. Ia tahu sekiranya ia berhasil mengendalikan dan memanipulasi apa yang Anda pikirkan, maka iaakan berhasil mengendalikan dan memanipulasi seluruh kehidupanmu.Pikiran menentukan prilaku, sikap dan gambar diri. Pikiran menentukan tujuan. Alkitab memperingatkan kita untuk senantiasa menjaga pikiran.* Langkah ke empat adalah lepaskan masa lalu, biarkanlah ia pergi...Anda mungkin saja telah kehilangan segala yang tidak seorangpun patut mengalaminya dalam hidup ini. Jika Anda ingin hidup berkemenangan , Anda tidak boleh memakaitrauma masa lalu sebagai dalih untuk membuat pilihan-pilihan yang buruk saat ini.Anda harus berani tidak menjadikan masa lalu sebagai alasan atas sikap burukmuselama ini, atau membenarkan tindakanmu untuk tidak mengampuni seseorang. * Langkah ke lima adalah temukan kekuatan di dalam keadaan yang paling buruk sekalipunKita harus bersikap :" Saya boleh saja terjatuh beberapa kali dalam hidup ini, tetapitetapi saya tidak akan terus tinggal dibawah sana." Kita semua menghadapitantangan dalam hidup ini . KIta semua pasti mengalami hal-hal yang datangmenyerang kita. Kita boleh saja dijatuhkan dari luar, tetapi kunci untuk hidupberkemenangan adalah belajar bagaimana untuk bangkit lagi dari dalam.* Langkah ke enam adalah memberi dengan sukacita. Salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi adalah godaan untuk hidup mementingkan diri sendiri. Sebab kita tahu bahwa Tuhan memang menginginkan yang terbaik buat kita,Ia ingin kita makmur, menikmati kemurahanNya dan banyak lagi yang Ia sediakan buat kita, namun kadang kita lupa dan terjebak dalam prilaku mementingkan diri sendiri.Sesungguhnya kita akan mengalami lebih banyak sukacita dari yang pernah dibayangkanapabila kita mau berbagi hidup dengan orang lain.* Langkah ke tujuh adalah memilih untuk berbahagia hari ini. Anda tidak harus menunggusampai semua persoalanmu terselesaikan. Anda tidak harus menunda kebahagiaan sampai Anda mencapai semua sasaranmu. Tuhan ingin Anda berbahagia apapun kondisimu,sekarang juga !

Ketika Para Perusak Aqidah Umat Di Sekitar Kita

Ketika Para Perusak Aqidah Umat Ada Di Sekitar Kita
Pada era modern ini, semakin menjamur nama paranormal, orang pintar, ahli pengobatan alternatif, supranatural, astrolog atau semisalnya. Sederet nama-nama ini turut menghiasi media cetak maupun elektronik. Mereka menjadi tempat rujukan (curhat) bagi orang-orang yang ingin mencapai tujuannya, bak dokter-dokter internis yang dikunjungi oleh pasiennya. Siapakah mereka itu? Tentunya kita sudah tahu, sebagaimana diiklankan dalam media-media yang ada. Sebagian mereka adalah orang-orang yang mengaku bisa meramal kejadian-kejadian yang akan datang (ilmu ghaib) serta bisa meramalkan hari-hari yang baik dan hari-hari yang buruk. Sebagian lainnya membidangi khusus pengobatan alternatif supranatural tanpa obat-obatan medis ataupun operasi. Tak kalah pula, sederet nama-nama yang berbau islami seperti; tabib, habib (tidak semua habib), dan sejenisnya juga mewarnai media-media massa, membuka praktek sebagaimana praktek paranormal dan se-level-nya. Bahkan praktek yang dibuka oleh sekelas mereka ini lebih tinggi dan luas lagi, seperti mencarikan jodoh (ilmu pengasihan/pelet), mencari barang hilang, mencari/melanggengkan jabatan, ilmu kekebalan, ilmu tolak bala, atau segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pasien/pengunjung. Lebih mengecoh lagi, manakala mereka memasang iklan-iklan disertai slogan “bebas syirik”, dan dengan gaya penampilan yang berlagak seperti wali. Dilihat dari pengunjung (baca: pasien) mereka, ternyata berasal dari berbagai tingkat lapisan masayarakat. Walaupun katanya sudah jaman modern, pasiennya banyak juga dari kalangan intelektual, modernis, dan orang kota, bukan hanya dari orang desa saja.
Tipu Daya Syaithan Tekad Iblis untuk menggoda anak cucu Adam telah diberitakan oleh Allah di dalam Al Qur’an. Dengan segala macam daya upaya, Iblis dan bala tentaranya terus melancarkan makar dan tipu dayanya kepada umat manusia sampai hari kiamat. Mereka mengemas kebatilan dengan kemasan yang indah dan menarik. Sehingga kebatilan seakan-akan tampak benar dan menarik. Memang demikianlah sifat iblis dan bala tentaranya, sebagaimana yang Allah kabarkan di dalam Al Qur’an (artinya): “Dan demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu dari syaithan-syaithan dari kalangan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia).” (Al An’am: 112) Demikian pula, syaithan dan bala tentaranya mengemas praktek perdukunan dan sihir dengan istilah-istilah modern dan menarik seperti julukan-julukan diatas. Nama yang berbeda-beda tidaklah menjadi soal. Selama prakteknya sama seperti layaknya perdukunan dan sihir, maka apapun julukannya pada hakekatnya mereka itu sama dengan dukun atau tukang sihir. Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui perkara-perkara ghaib atau mengetahui segala bentuk rahasia batin. Sehingga siapapun yang membuka praktek meramal kejadian-kejadian yang akan datang (ilmu ghaib) tanpa bersandar kepada Al Qur’an dan hadits yang shahih, maka itulah dukun, walaupun memakai julukan-julukan lain yang lebih modern atau islami. Demikian pula sihir, siapa yang mengaku memilki mantra-mantra (dzikir-dzikir) tertentu yang tidak dituntunkan oleh Allah dan Rasul-Nya yang mampu mendatangkan manfaat dan menolak mudharat itulah yang dinamakan tukang sihir, yang lebih dikenal dengan ahli supranatural. Seperti mampu untuk menjalin kasih sayang (yang dikenal dengan ilmu pengasihan/pelet), atau sebaliknya mampu merusak hubungan suami istri, pengobatan alternatif tanpa obat-obatan medis, jamu-jamu alami ataupun operasi, ilmu tolak bala’, ilmu kekebalan atau ilmu sesat lainnya. Lebih aneh lagi, menawarkan transfer jin, transfer jimat atau pengobatan alternatif jarak jauh dengan syarat menuliskan sekian tanda tangan untuk jenis penyakit tertentu kemudian dikirimkan kepada dukun yang menawarkan iklan tersebut. Maka siapa pun ia yang kerjanya seperti diatas bisa digolongkan sebagai tukang sihir walaupun dikemas dengan julukan-julukan yang modern atau berbau islami.
Dukun dan Tukang Sihir adalah pendusta Allah sebagai Pencipta dan Maha Mengetahui segala sesuatu di alam semesta ini telah mendustakan pengakuan mereka yang mengetahui alam ghaib, sebagaimana firman-Nya: “Katakan bahwa tidak ada seorang pun yang ada dilangit dan di bumi mengetahui perkara ghaib selain Allah semata. (An Naml: 65). “Dialah Allah yang mengetahui alam ghaib, maka Dia tidak akan menampakkan kepada seorang pun tentang alam ghaib kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya,...” (Al Jin: 26-27) Apakah berani orang yang katanya mengetahui perkara-perkara yang bakal terjadi itu mengaku sebagai rasul? Kalau berani, sungguh ia adalah sang pendusta walaupun berlagak/berpenampilan bagaikan seperti wali. Bila berkilah, bahwa ia telah mendengar bisikan-bisikan tentang alam ghaib. Maka bisa dipastikan itu berasal dari syaithan/jin bukan dari Allah ataupun dari malaikat. Rasulullah bersabda: “Maka disana ada pencuri berita langit (dari kalangan jin) yang saling bertumpuk-tumpuk sampai ke langit (dunia). Lalu disampaikan berita tersebut kepada yang dibawahnya dan seterusnya sampai kepada tukang sihir atau dukun. Ada anak panah (dari bintang-bintang) terkadang dapat mengenai jin pencuri berita tersebut sebelum disampaikan kepada yang dibawahnya. Terkadang pula berhasil sampai kebawah sebelum anak panah menembusnya. Namun berita tersebut sudah disertai dengan seratus kedustaan.” (Al Bukhari no. 4701, dari hadits Abu Hurairah ). Demikian pula ulah tukang sihir, yang pada hakekatnya itu hasil rekayasa syaithan. Sebagaimana firman Allah (artinya): “Akan tetapi syaithan-syaithan yang kafir itulah yang mengajarkan kepada manusia sihir.” (Al Baqarah: 102).
Perdukunan Dan Sihir, Praktek Kesyirikan Tak aneh pula, bila mereka sengaja membumbui iklan-iklan tersebut dengan tulisan BEBAS SYIRIK! Kenapa? Supaya bisa mengesankan kepada pembaca bahwa praktek-praktek ini dibolehkan dalam agama, atau bahkan termasuk dari bagian agama. Na’udzubillah.. Pembaca sekalian, sekali lagi, jangan terjebak oleh tipu daya syaithan. Apa yang mereka katakan jelas merupakan kedustaan yang sangat nyata. Karena kebanyakan mereka bekerjasama dengan jin/syaithan dalam menjalankan prakteknya, layaknya seorang dukun atau tukang sihir. Dalam tinjauan Al Qur’an dan As Sunnah, perbuatan mereka tergolong kesyirikan dan kekufuran kepada Allah . Hal ini bisa dibuktikan dari beberapa sisi, di antaranya: 1. Mengaku mengetahui perkara-perkara ghaib jelas merupakan kesyirikan dalam hal sifat Allah (tauhid Al Asma’ wash Shifat). Karena pengetahuan tentang perkara ghaib ini hanyalah milik-Nya semata, maka barangsiapa yang mengaku mengetahui alam ghaib berarti ia mensejajarkan sifat dirinya dengan sifat Allah Yang maha Mengetahui. Dan merupakan bentuk kekufuran karena telah mendustakan firman Allah dalam surat An Naml: 65, Al Jin: 26-27 dan ayat-ayat lainnya. 2. Biasanya untuk kelancaran praktek perdukunan atau sihir, mereka harus mengabdi (mengagungkan dan merendah diri) kepada jin-jin (syaithan). Karena jin-jin itulah pada hakekatnya yang bekerja untuk memuluskan praktek mereka. Lebih menguatkan hal ini, biasanya mereka harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang harus diberikan kepada jin-jin, seperti; sesaji-sesaji, kurban (bahkan tak sedikit anak/istrinyanya sendiri dijadikan tumbal), puasa-puasa tertentu dengan cara tertentu pula atau syarat lain sesuai bisikan dari jin-jin tersebut.
Datang Kepada Dukun Dan Tukang Sihir Rasulullah bersabda: مَنْ أََتَى عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْئٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعُوْنَ لَيْلَةً “Barangsiapa yang mendatangi ‘Arraf (Orang pintar, dukun), dan menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari.” (HR. Muslim). Dalam riwayat lain: مَنْ أََتَى عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ فِيْمَا يَقُوْلَ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ “Barangsiapa yang mendatangi dukun dan membenarkan apa-apa yang diucapkannya, maka dia telah kufur terhadap apa-apa yang diturunkan kepada Muhammad .” (HR. Abu Dawud). Hadits tersebut menunjukkan bahwa mendatangi dan bertanya kepada dukun merupakan dosa besar. Bahkan bila membenarkan keyakinan dukun dan seluruh apa-apa yang diucapkannya bisa menyebabkan kekufuran. Demikian pula mendatangi tukang sihir untuk berobat atau semisalnya merupakan perbuatan dosa besar, bahkan bisa pula menyebabkan kekufuran bila ia meyakini bahwa tukang sihir tersebut bisa mendatangkan manfa’at dan menolak mudharat dengan sendirinya, selain Allah . Rasulullah bersabda: لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ أَوْ تُطُيِّرَ لَهُ أَوْ تَكَهَّنَ أو تُكُهِّنَ لَهُ أَوْ سَحَرَ أَو سُحِرَ لَهُ “Bukan termasuk golonganku yang mengundi nasib dengan burung dan semisalnya atau minta diundikan baginya, meramal sesuatu yang ghaib atau minta diramalkan untuknya, serta melakukan sihir atau disihirkan untuknya.” (HR. Ath Thabrani). Bagaimanakah menonton sirkus atau sulap yang berbau perdukunan atau sihir? Tetap tidak diperbolehkan, karena secara tidak langsung ia ikut andil dalam meramaikan pentas kesyirikan dan kekufuran kepada Allah . Padahal Allah berfirman (artinya): “Dan janganlah kalian tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.”
Perusak Aqidah dan Moral Para pembaca, setelah membaca uraian di atas, tidak ada keraguan lagi bagi kita bahwa praktek sihir dan perdukunan dengan segala macam bentuk dan namanya merupakan kejahatan besar yang dapat merusak aqidah dan moral kaum muslimin. Kerusakan-kerusakan aqidah disebabkan perdukunan dan sihir, diantaranya: 1. Keyakinan umat Islam bahwa tidak ada yang mengetahui ilmu ghaib kecuali Allah , dirusak dan dibuat rancu oleh para pendusta yang mengaku mengetahui ilmu ghaib. Allah berfirman (artinya): “Katakanlah, tidak ada seorangpun yang ada di langit dan di bumi yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah.” (An Naml: 65). 2. Keyakinan umat Islam bahwa tidak ada yang dapat mendatangkan manfaat dan mudharat kecuali Allah semata, dirusak dan dibuat rancu oleh pengakuan para dukun dan tukang sihir yang hakekatnya tidak mampu mendatangkan manfaat dan menolak mudharat. Para pembaca, sesungguhnya praktek perdukunan dan sihir mencapai tingkat kriminalitas yang lebih jahat dari pencurian, perampokan, bahkan pembunuhan sekalipun. Seorang dukun/tukang sihir (dengan kehendak Allah ) mampu membunuh seseorang secara perlahan dari jarak jauh, merusak hubungan suami istri, membuat orang lain menjadi gila, bahkan mencuri harta orang dengan menggunakan ilmu sihir yang dimilikinya, serta perbuatan kriminal lainnya secara terselubung, sehingga jauh dari tuntutan hukum. Sekian banyak pula penipuan yang dilakukan oleh seorang dukun, dan sekian banyak pula umat tertipu olehnya. Sehingga tidaklah aneh jika dukun/tukang sihir -apapun nama dan istilahnya- disebut dalam Al Qur’an sebagai pembuat kerusakan di muka bumi. Sebagaimana firman-Nya (artinya): “Sesungguhnya Allah akan menampakkan kebatilan (para tukang sihir). Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan amalan para pembuat kerusakan.” (Yunus: 81). Maka untuk menghindari kerusakan yang lebih luas, sudah seyogyanya bagi pemerintah dan kaum muslimin untuk mewaspadai semua jenis praktek sihir dan perdukunan yang semakin hari semakin beraneka ragam bentuk dan istilahnya. Wallaahu a’lam.
Article printed from situs resmi ma’had as-salafy: http://www.assalafy.org/mahad

Kesehatan is very important


CARA MELANCARKAN PEREDARAN DARAH
Meskipun termasuk masih baru di dunia barat, scrub tubuh ini sudah menjadi tradisi di negara-negara timur tengah selama berabad-abad. Gunakan scrub tubuh apabila Anda merasa perlu melakukan pembersihan secara mendalam untuk peredaran darah
Scrub buah jerukScrub buah jeruk beraroma segar dan memiliki tekstur agak kasar yang dapat membantu membuang sel-sel kulit mati dan merangsag pasokan darah. Kulit Anda pun terasa segar dan sehat. Resep di bawah ini cukup untuk lima kali perawatan :
45 ml biji bunga matahari yang sudah dihaluskan45 mlm bubur oat medium45 ml garam laut kasar45 ml kulit jeruk yang sudah diparut15 ml kulit lemon yang diparut3 tetes minyak essential grape fruitbotol kaca tertutupminyak almond
Campur semua bahan hingga merata dan simpan dalam bejana kaca yang tertutup rapat. Ketika siap untuk perawatan, ambil 1/5 bagian scrub. Setelah itu, dalam sebuah mangkuk dangkal, campur bahan dengan minyak almond sampai menjadi semacam pasta. Buka semua pakaian dan berdirilah di dalam bath up. Oleskan scrub tadi di seluruh tubuh sambil dipijat dengan lembut. Berikan perhatian khusus pada area kulit kering dan keras seperti sikut, lutut dan tumit. Bersihkan sisa-sisa scrub sebelum berendam atau menyiram


Jangan sering makan kacang dalam jumlah yang banyak, nanti timbul jerawat di wajah. Demikian mitos seputar jerawat yang kebenarannya masih menjadi pro dan kontra di antara para pakar kecantikan. Selain kacang, konon coklat juga menjadi musuh utama bagi para wanita yang wajahnya mudah ditumbuhi jerawat.
Is it true? Well, sampai saat ini masih sering terjadi perdebatan. American Academy of Dermatology, sebuah institusi untuk urusan kecantikan kulit, adalah salah satu badan yang berpendapat bahwa jerawat tidak disebabkan oleh makanan seperti kacang, coklat atau ice cream. Namun sebuah hasil riset, membuktikan hal yang bertolak belakang.
Colorado State University Department of Health and Exercise, menyarankan untuk mengurangi gula dan makanan yang kadar karbohiodratnya tinggi. Institusi tersebut telah meneliti sekitar 1300 orang penduduk pulau Kitivan di Papua New Guinea, yang puasa makanan manis serta makanan berkarbohidrat. Seharo-harinya mereka hanya makan ikan, buah dan daging yang dimasak secara tradisional. Hasilnya? Tidak ada satu jerawat pun yang bertengger di wahaj mereka.Mengkonsumsi terlalu banyak gula dapat meningkatkan kadar insulin dalam darah, dimana hal tersebut memicu produksi hormone androgen yang membuat kulit jadi berminyak. Demikian statement dari Howard Murad, seorang professor dari UCLA School of Medicine. Pernyataan tersebut menjelaskan mengapa para penduduk pulau tersebut bebas dari jerawat.
Untuk Anda yang masih berusaha memerangi jerawat, tak ada salahnya mencoba, bukan? Mulai hari ini, cobalah untuk mengurangi gula dalam teh atau kopi. Serta mengurangi roti-rotian, kentang atau nasi pada menu sehari-hari Anda, agar wajah bebas jerawat jadi milik Anda.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Faizatur Rohmah - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger